Headlines News :
 photo Diary-Indra-Catri.gif
 photo No-Narkoba.gif

Peta Pengunjung

Counter Pengunjung

Bupati Agam Berikan Pencerahan pada KPA


Bupati Kabupaten Agam Indra Catri memberikan pencerahan kepada anggota Komunitas Petani Alami (KPA) di Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Selasa.

KPA ini merupakan sebuah organisasi gabungan dari kelompok tani dan peserta yang hadir pada kesempatan itu merupakan utusan masing-masing kelompok tani.


Pada kesempatan itu, pencerahan yang diberikan Bupati Agam Indra Catri kepada KPA tersebut tidak terlepas dari ketahan pangan yang bersumber dari visi Kabupaten Agam yang telah dilakukan lima tahun kemaren yaitu Agam Menyemai. Namun untuk lima tahun kedepan juga dicanangkan visi Berkeadilan Inovasi Sejahtera dan Agamais (BISA).

Menurut Indra Catri, dengan dijalankan program itu ketahanan pangan masyarakat bisa meningkat dan menciptakan gizi dimana-mana dan makanan yang dimakan bisa terkontrol.

"Disamping menanam sayuran atau buah-buahan di kebun, usahakan diperkarangan rumah juga ditanam. Jadi, yang di perkarangan rumah untuk dimakan oleh anak cucu, sementara yang di kebun untuk dijual, usahakan tanaman yang ditanam itu ada surplusnya," terang Indra Catri.

Selain itu, bupati juga mengatakan dari segi kerukunan sosial buatlah anak cucu yang dirantau untuk merindukan dan betah pulang kampung. Hal ini juga bisa dilakukan dengan berkolam ikan dan membersihkan perkarangan rumah serta WC dan lainnya.


"Jika berkolam jangan lupa mengasih anak cucu, sebab dari pemberian kita itu menjadi suatu kenangan bagi mereka yang nantinya menjadi bahan untuk membanggakan kita nantinya," ujar Indra.

Lebih lanjut Indra menyampaikan kepada anggota KPA itu untuk selalu meramaikan masjid, bawa dan ajak anak cucu untuk meramaikan masjid, ajarkan mereka mengaji dan hafiz Al Qur'an, sehingga mereka nantinya menjadi generasi penerus untuk memasyarakatkan agama Islam. (Tam/AMC)

MASDIWAR - KAMI BERHARAP PEMERINTAH BANTU PRODUSEN GULA SEMUT

Jum'at, 10 Rabiul Akhir 1436 H / 31 Januari 2015 M
Reporter: Fitra Yadi

Bukik Batabuah - CMC. Kami mengharapkan pemerintah membantu produsen gula semut Bukik Batabuah sehingga menemukan konsumen yang lebih luas lagi. Hal itu disempaikan Masdiwar, S.Pd.I wali nagari Bukik Batabuah ketika penutupan acara pelatihan pembuatan gula semut bersama PSW (Pusat Studi Wanita) IAIN Bukittinggi di jorong Batang Silasiah nagari Bukik Batabuah Rabu (28/01) yang lalu.

Lebih lanjut Masdiwar menyampaikan bahwa "karena sekarang kesadaran masyarakat semakin tinggi mengkonsumi produk organik untuk menjaga kesehatan, sehingga produsen tidak sanggup lagi melayani permintaan pasar, salah satunya adalah tingginya kebutuhan pasar terhadap gula semut, atau disebut juga dengan gula merah bubuk.
Untuk menjembatani konsumen dan produsen, kita mengharapkan agar pemerintah khususnya dinas Koperasi dan UMKM Perindag Kabupaten Agam membantu kelompok tani pengolah hasil tebu Bukik Batabuah untuk peningkatan produksi dan pemasaran. Dalam waktu dekat ini kita akan menemui dinas terkait untuk membicarakannya" kata Masdiwar.

Kepada CMC, Salmi Afrita ketua KWT (Kelompok Wanita Tani) Sakinah Bukik Batabuah menyampaikan bahwa untuk meningkatkan keuntungan hasil pengolahan tebu dia bersama 21 orang anggotanya telah mendapat pelatihan membuat gula semut (Brown Sugar)  dari PSW IAIN Bukittinggi bersama PPL kecamatan Canduang selama sebulan dengan jadwal pelatihan setiap hari Rabu.

Dr. Silvia Hanani dari PSW IAIN Bukittinggi mengatakan bahwa "Kalau ibu-ibu telah maju ekonominya, maka bapak-bapak juga akan sejahtera. Semoga habis ini, kita yang pernah latihan, juga mengembangkan ilmunya kepada yang lain secara berkelompok. Untuk sekarang, kami haya bisa bantu dalam bentuk pelatihan dan alat-alat produksi untuk 1 kelompok saja, mudah-mudahan kedepan kita bisa dapat 3 proyek lagi. Ini akan tetap kita lanjutkan dan didampingi oleh PPL, dan sekarang kami serahkan kepada Inyiak Wali nagari dan kawan-kawan untuk mencari bantuan modal dan pemasaranya".

M. Nur Bangindo, Ketua Gapoktan Bukik Batabuah dan ketua KTNA kecamatan Canduang mengatakan bahwa setiap minggu Bukik Batabuah mengeluarkan gula merah tidak kurang dari 12 ton yang dijual di pasar Aur Kuning Bukittinggi dan di pasar Koto Baru. Namun sejak dulu sampai sekarang pendapatan masyarakat segitu-segitu aja. Dengan pengolahan gula merah menjadi gula semut (Saka bubuk) ini diharapkan pendapatan masyarakat akan lebih meningkat dengan jangkauan pasar lebih luas.

Arnelis, PPL kecamatan Canduang menambahkan bahwa produk ini adalah organik dan kehigienisannya sangat tinggi, petani tidak lagi mengilang dengan Kerbau tetapi sudah memakai mesin yang higienis dari hulu sampai ke hilir. | CMC

KWT SAKINAH BUKIK BATABUAH TELAH PRODUKSI GULA SEMUT

Jum'at, 9 Rabiul Akhir 1436 H / 30 Januari 2015 M
Reporter: Fitra Yadi

Bukik Batabuah - CMC. KWT Sakinah Bukik Batabuah telah berhasil memproduksi Gula Semut kemasan yang difasilitasi oleh PSW IAIN Bukittinggi. Produk itu pertama kali dipasarkan ketika acara penutupan pelatihan pada Rabu (28/01) di jorong Batang Silasiah nagari Bukik Batabuah kecamatan Canduang Agam, Sumatera Barat.

Kepada CMC, Salmi Afrita ketua KWT (Kelompok Wanita Tani) Sakinah Bukik Batabuah menyampaikan bahwa untuk meningkatkan keuntungan hasil pengolahan tebu dia bersama 21 orang perempuan lainnya anggota kelompok telah mendapat pelatihan membuat gula semut (Brown Sugar)  dari PSW (Pusat Studi Wanita) IAIN Bukittinggi sejak Rabu (30/12/14) yang lalu. Pertemuannya sekali seminggu tiap hari Rabu.

Dra. Hasneni, M.Ag dan Dr. Silvia Hanani ketika ditemui CMC pada acara penutupan pelatihan itu mengatakan bahwa kegiatan ini adalah program Pusat Studi Wanita (PSW) IAIN Bukittinggi dalam hal pengabdian masyarakat yang dibiayai oleh Kemenag Pusat.


"Kalau ibu-ibu telah maju ekonominya, maka bapak-bapak juga akan sejahtera. Semoga habis ini, kita yang pernah latihan, juga mengembangkan ilmunya kepada yang lain secara berkelompok.

Untuk sekarang, kami haya bisa bantu dalam bentuk pelatihan dan alat-alat produksi untuk 1 kelompok saja, mudah-mudahan kedepan kita bisa dapat 3 proyek lagi. Ini akan tetap kita lanjutkan dan didampingi oleh PPL, dan sekarang kami serahkan kepada Inyiak Wali nagari dan kawan-kawan untuk mencari bantuan modal dan pemasaranya" kata Silvia Hanani.

M. Nur Bangindo, Ketua Gapoktan Bukik Batabuah dan ketua KTNA kecamatan Canduang mengatakan bahwa setiap minggu Bukik Batabuah mengeluarkan gula merah tidak kurang dari 12 ton yang dijual di pasar Aur Kuning Bukittinggi dan di pasar Koto Baru. Namun sejak dulu sampai sekarang pendapatan masyarakat segitu-segitu aja. Dengan pengolahan gula merah menjadi gula semut (Saka bubuk) ini diharapkan pendapatan masyarakat akan lebih meningkat dengan jangkauan pasar lebih luas.

Ketua LPMN (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagari) Bukik Batabuah Armel Basri, S. Pd mengatakan bahwa supaya kedepannya KWT Sakinah segera mengurus Izin Depkes, badan hukum, label halal dan PIRT (Perizinan Industri Rumah Tangga) supaya lebih mudah diterima pasar.

Arnelis, PPL kecamatan Canduang menambahkan bahwa produk ini adalah organik dan kehigienisannya sangat tinggi, tidak lagi mengilang dengan kerbau tetapi sudah memakai mesin yang higienis dari hulu sampai ke hilir.

Masdiwar, S.Pd. I Wali nagari Bukik Batabuah dalam kesempatan itu juga meyampaikan ia siap memasarkan produk ini ke PHI (Persatuan Hotel Indonesia), dan saya juga berharap nantinya TKSK Canduang Zulhendri Malin Batuah supaya nanti menfasilitasi kelompok ini untuk bertemu dengan Koperindaq Agam di Lubuk Basung.

Kepala UPT BP4K2P Kecamatan Canduang, Imrefli, SP juga menyampaikan harapannya supaya CMC juga bisa membantu memasarkan produk ini dan membuatkan blog untuk kelompok ini di dunia maya. Nanti sempurnakanlah SOP produksi gula semut ini, bagaimana tebunya, bagaimana pengerjaannya dan sebagainya. UPT akan terus membantu kelompok ini dalam hal budidaya. | CMC

TINGKATKAN HASIL OLAHAN TEBU, KWT SAKINAH PRODUKSI GULA SEMUT

Kamis, 8 Rabiul Akhir 1436 H / 29 Januari 2015 M
Reporter: Fitra Yadi

PSW IAIN Bukittinggi bersama KWT Sakinah
Bukik Batabuah - CMC. Untuk meningkatkan keuntungan hasil pengolahan tebu, PSW IAIN Bukittinggi memberi pelatihan membuat Gula Semut kepada KWT Sakinah Bukik Batabuah Agam Sumbar selama sebulan, sejak Rabu (30/12/14) sampai Rabu (28/01/15).


Firdaus, ketua Karang Taruna Bukik Batabuah kepada CMC menerangkan bahwa beberapa bulan yang lalu datang dosen IAIN Bukittinggi menemui wali nagari Bukik Batabuah menawarkan program pemberdayaan perempuan. Firdaus mengusulkan supaya program itu dibawa saja ke KWT (Kelompok Wanita Tani) Sakinah. Atas hasil kesepakatan kelompok, mereka memilih pelatihan pembuatan gula semut, dan didatangkanlah pelatih dari Lawang kecamatan Matur Agam.

Dra. Hasneni, M.Ag dan Dr. Silvia Hanani ketika ditemui CMC pada acara penutupan pelatihan di jorong Batang Silasiah nagari Bukik Batabuah mengatakan bahwa kegiatan ini adalah program Pusat Studi Wanita (PSW) IAIN Bukittinggi dalam hal pengabdian masyarakat yang dibiayai oleh Kemenag Pusat.

Gula Semut adalah gula merah yang dijadikan bubuk (saka bubuk) dan sering pula disebut orang sebagai Brown Sugar. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yang bersarang di tanah. Bahan dasarnya adalah air tebu atau air nira kelapa dan bisa juga air nira palem.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dengan mengkonsumsi produk organik, sekarang permintaan pasar terhadap gula semut meningkat terus dari waktu ke waktu atas pertimbangan kepraktisan dan efisiensi penggunaan. Aromanya pun lebih harum dan lebih tahan disimpan lama dibanding gula cetak karena kadar airnya hanya 3 % saja.

Dengan menggunakan metoda Energi 5 elemen, para peneliti diperoleh hasil bahwa gula pasir menghasilkan nilai negatif, baik bagi tubuh maupun bagi pankreas, yang berarti merugikan bagi kesehatan. Sedangkan gula merah memberikan hasil positif bagi tubuh dan pankreas, yang berarti bermanfaat bagi kesehatan.

Gula pasir mempunyai dampak yang kurang baik bagi kesehatan pankreas dan tubuh. Gula pasir merupakan karbohidrat sederhana yang sulit dicerna dan diubah menjadi energi. Untuk mengubah gula pasir menjadi gula darah, tubuh hanya memerlukan waktu 3 menit. Tetapi untuk mengubah gula darah menjadi energi yang dapat disimpan dalam otot, pankreas memerlukan waktu kira-kira 140 menit. Selain itu, indeks lelah pankreas mencapai nilai +5. Nilai ini berlalu untuk 1/2 sendok gula atau 1 sendok gula.

Dengan demikian, mengolah gula pasir menjadi energi merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan bagi pankreas. Pankreas yang normal hanya mampu mengubah 1/2 sendok makan gula pasir menjadi energi setiap hari. Berat 1/2 sendok makan gula pasir kira-kira 5 gram. Bila kita mengkonsumsi lebih dari 1/2 sendok gula, maka sisanya akan menjadi gula darah dan lemak tubuh. Akibatnya adalah orang menjadi bertambah gemuk, dan lama-kelamaan akan menderita diabetes. Dengan demikian, gula pasir merupakan makanan yang tidak sehat.

Sedangkan gula merah dapat mengkonversi gula menjadi gula darah  selama 3 menit juga. Tetapi untuk mengubah gula darah menjadi energi hanya dibutuhkan waktu 3 pula, lebih singkat. Indeks lelah pankreas dalam menghasilkan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi +0,00005. Ternyata lebih rendah kira-kira 100.000 x  dari gula pasir.

Ini berarti gula merah masih merupakan karbohidrat kompleks yang sehat. Dengan demikian, gula merah termasuk dalam makanan sehat. Pankreas mampu mengkonversi 9 sendok makan gula merah menjadi energi setiap hari atau kira-kira 90 gram. | CMC

CAMAT CANDUANG BERSEDIA BANTU SOSIALISASIKAN KPA

Senin, 01 September 2014 - 6 Dzulqa'dah 1435 H
Reporter: Fitra Yadi

Indra, S.Sos, M.Ap Dt. Baradai bersama Imrefli, SP
Canduang - CMC. Camat Canduang Indra, S.Sos, M.Ap Dt. Baradai mengharapkan agar Komunitas Petani Alami (KPA) kabupaten Agam juga dapat mensosialisasikan program dan pemikirannya di hadapan seluruh camat dan UPT BP4K2P se-kabupaten Agam supaya kita semua memiliki pandangan yang sama untuk menjalankan dan mendukungnya karena secara tidak langsung kerja dan program KPA juga ada keterkaitan dengan program pemerintah sekarang, yaitu "Agam menyemai".

"Dan kami bersedia membantu kawan-kawan KPA, buatlah daftar kebutuhan-kebutuhan dan berikan profilnya kepada kami dan kami akan membackup dan mensosialisasikan". Hal itu disampaikannya ketika membuka acara pelatihan CO (Comunitas Organizer) atau penggerak masyarakat di sekretariat KPA Canduang pada Sabtu (30/08) yang lalu.

Bersama Kepala UPT BP4K2P kecamatan Canduang Imrefli, SP camat Canduang Indra, S.Sos menghimbau kepada seluruh peserta supaya pelatihan ini tidak hanya sekedar belajar saja, namun juga dapat melaksanakannya di tempat masing-masing.
.
"Kami yakin rata-rata kita dari kelompok yang ada ini, pasti telah melaksanakan pola pertanian organik, namun persoalan yang kami lihat sekarang adalah kurang konsistennya kita melaksanakan ilmu yang telah kita dapatkan misalnya tentang ilmu padi organik, kemudian setelah habis dananya maka kemudian kita berpindah kembali kepada pertanian konvensional' sesal Indra.

"Sebagaimana kata ketua tadi bahwa tujuan akhir KPA ini adalah untuk mengumpulkan dan memasarkan hasil pertanian organik, tentunya ini tidak akan menjadi dabra akadabra semudah membolak telapak tangan. Tetapi perlu usaha keras untuk mewujudkannnya' kata Indra.

"Kita jangan hanya berorientasi kepada pemasaran saja, namun juga kesehatan, dan juga keselamatan bumi dan lingkungan kita. Kemudian yang perlu kita tingkatkan lagi adalah budaya organisasi. Budaya kerja kebanyakan kita banyak yang salah, secara sportif itu mesti kita perbaiki. Kunci yang terakhir adalah disiplin, bila kita disiplin kerja dan waktu maka kita akan mendapatkan hasil yang maksimal" pesannya.| CMC

KPA AGAM LATIH 40 CO TUK REBUT PASAR PERTANIAN ALAMI

Sabtu, 30 Agustus 2014 - 4 Dzulqa'dah 1435 H
Reporter: Fitra Yadi

Camat Canduang bersama KPA
Canduang - CMC. Untuk meningkatkan kapasistas anggotanya dalam mendampingi masyarakat, KPA (Komunitas Petani Alami) kabupaten Agam gelar pelatihan CO (Community Organizer) yang didampingi LSM Bina Desa Jakarta selama 3 hari di sekretariat KPA Pakan Kamih, jorong Batu Balantai nagari Canduang Koto Laweh dari Sabtu sampai Selasa, 30 Agustus – 2 September 2014.

Ketika acara pembukaan pagi Sabtu (30/08) hadir Camat Canduang Indra, S.Sos, M.Ap Dt. Baradai, Kepala UPT BP4K2P kecamatan Canduang Imrefli, SP, Kepala Laboratorium Hama dan Penyakit Bukittinggi Efiarnis, SP. Para petani Pakar, petani alami dari 14 nagari di kabupaten Agam yang difasilitasi oleh Armin Salasa dan Nining Erlina Fitri dari LSM Bina Desa Jakarta.

Ketua KPA Endrie Sonny, SP menerangkan bahwa “komunitas ini didirikan oleh beberapa orang petani yang telah melaksanakan pola pertanian alami (baca: organik) pada 9 Juni 2014 yang lalu di sekretariat Kelompok Tani Lurah Sepakat, nagari Simarasok, Baso. Anggota KPA ini baru melingkupi 7 kecamatan seperti Canduang, Baso, IV Angkek, Kamang Magek, IV Koto, Sungai Pua, Palupuah yang tersebar pada 14 nagari di kabupaten Agam dengan melibatkan 280 Kepala Keluarga”.

“KPA sekarang sudah memiliki akta notaries dan juga sudah terdaftar di Kesbangpol kabupaten Agam. Program ini hanya terdapat pada 2 kabupaten di Indonesia, yaitu di Agam Sumatera Barat dan di Bulukumba Sulawesi Selatan yang didanai oleh LSM ASIADHRA yang berkedudukan di Philipina dan didampingi oleh LSM Binadesa Jakarta" kata Endrie Sonny.

"Sasaran akhir kita adalan mengumpulkan hasil pertanian alami dan memasarkannya" tukuk Endrie Sonny yang lebih akrab dipanggil Boy ini. | CMC

KARANGTARUNA MARAPI SAIYO GELAR PELATIHAN SERVICE HP

Rabu, 20 Agustus 2014 / 24 Syawwal 1435 H
Reporter: Fitra Yadi

BLK Payakumbuh memberi pelatihan Service HP
Bukik Batabuah - CMC. Untuk mengurangi angka pengangguran bagi usia produktif maka Karangtaruna Marapi Saiyo nagari Bukik Batabuah kecamatan Canduang Kabupaten Agam Sumatera Barat gelar pelatihan keterampilan service Handphone selama sebulan, sejak 18 Agustus - 17 September 2014.

Dari pengamatan CMC di lokasi pelatihan yang bertempat di gedung belajar MDA (Madrasah Diniyah Awwaliyah) Nurul Iman Batabuah koto Baru nagari Bukik Batabuah bahwa pelatihan ini diikuti oleh 16 orang peserta dari anggota Karangtaruna Marapi Saiyo yang terdiri dari tamatan SLTP sebanyak 2 orang, lulusan SLTA sebanyak 12 orang dan jebolan perguruan tinggi sebanyak 2 orang dengan komposisi 6 orang perempuan dan 10 orang laki-laki yang berasal dari perwakilan 4 jorong yang ada di nagari Bukik Batabuah.

Pelatihan ini ditangani oleh 3 orang instruktur yaitu Mutasar, Muhardinur dan Yondrizal dari BLK (Balai Latihan Kerja) Payakumbuh dengan penanggung jawab kegiatan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) kecamatan Canduang Zulhendri Malin Batuah dibawah koordinasi Dinsosnakertrans Kabupaten Agam.

"Awalnya Karangtaruna Marapi Saiyo mengajukan proposal kepada TKSK kecamatan Canduang pada bulan Maret 2014 lalu kemudian ditindak lanjuti oleh Dinsosnakertrans Kabupaten Agam dan kemudian diteruskan kepada BLK Payakumbuh. Maka pada Senin (11/08) lalu pelatihan ini dibuka secara resmi oleh kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Agam, Camat Canduang, Wali nagari Bukik Batabuah dan wali jorong se Nagari Bukik Batabuah" kata Zulhendri Malin Batuah TKSK kecamatan Canduang kepada CMC saat ditemui di ruang pelatihan.

Mutasar salah seorang instruktur kepada CMC menerangkan bahwa "pelatihan ini sama seperti sekolah, mulai belajar jam 8 pagi dan pulang pukul 14.00 Wib."

"Implementasi pelatihan ini adalah membuka Service Handphone dengan lama pendidikan 30 hari atau 240 jam belajar. Seluruh kegiatan gratis dan difasilitasi oleh BLK mulai dari alat tulis, pakaian kerja, snack, makan dan transportasi Rp. 15.000 perhari yang dibayarkan berdasarkan kehadirannya" tambah Mutasar. |CMC
 

Support : Creating Website | Hutri | CMC
Copyright © 2011. CMC - All Rights Reserved
Template Created by Hutri Published by CMC
Proudly powered by CMC